NGURI-URI KABUDAYAN JAWI DENGAN TEMBANG MACAPAT

Umbulharjo – Jumat malam (10/06/2022), di Pendopo Budaya Kemantren Umbulharjo diadakan acara Sarasehan Paguyuban Macapat dengan tema “Kepemimpinan Jawa dalam Teks Asthabrata Kadipaten Pakualaman Bagian 2”. Acara ini dinarasumberi oleh M.Ng. Citropanambang dari Puro Pakualaman, Moegi Santosa dari Paguyuban Macapat Grup Walisongo, dan Drs. Suhardo B Sc, Ketua Paguyuban Macapat Kemantren Umbulharjo. 

Macapat adalah tembang atau puisi tradisional Jawa. Syair-syair yang dibaca dengan cengkok khas sesuai karakter suara para penembang merupakan syair yang sarat makna kehidupan dan relevan untuk diterapkan dalam keseharian.
Guna mewujudkan komitmen untuk terus nguri-uri kabudayan jawi, Kemantren Umbulharjo menyelenggarakan Sarasehan Paguyuban ini agar kebudayaan jawa khususnya di Yogyakarta semakin lestari dan tidak kehilangan jati dirinya. Mantri Pamong Praja Umbulharjo, Rajwan Taufiq, S.I.P., M.Si. mendukung penuh  diadakannya kegiatan ini. Selain untuk merawat tradisi, hal ini juga dapat meningkatkan rasa kebersamaan untuk terus berkarya dalam bidang budaya Jawa. 

Acara diawali dengan panembangan Sekar Ageng "Langen Asmara" , Umpak-Umpak lalu dilanjut dengan Ketawang Subakastawa sebagai pabagyoharjo (sambutan). Disela penyampaian materi oleh narasumber, para peserta mendapat kesempatan untuk gladhen (latihan) macapat secara bergilir. 

M.Ng. Ciptopanambang mengulas dari teks Asthabrata Kadipaten Pakualaman yang merupakan buku ajaran kepemimpinan Asthabrata karya KGPAA Paku Alam bahwa kepemimpinan Jawa berdasarkan contoh watak dewa kelompok lokapala (penjaga alam semesta). Diantaranya Batara Indra yang bijaksana, Batara Yama yang memiliki karakter adil dan tegas, Batara Surya yang cermat dalam urusan keuangan, Batara Candra yang memiliki pesona dan kepribadian, Batara Bayu yang memiliki watak tidak mudah terhasut, Batara Wisnu yang gemar bertirakat, Batara Brama yang tangguh dan berani, serta Batara Baruna yang cerdas dan bijaksana. Melalui pengetahuan ini, diharapkan manusia dapat menjadikan kepribadian luhur tersebut sebagai teladan dalam kehidupan.