KONTINGEN UMBULHARJO WAKILI KOTA YOGYAKARTA RAIH JUARA PENYAJI TERBAIK 1 PADA FESTIVAL TEATER 2023 ANTAR KABUPATEN/KOTA SE-DIY

Festival teater 2023 antar kabupaten/kota se-DIY diselenggarakan pada hari Jum’at-Sabtu tanggal 1-2 September 2023 bertempat di Gedung Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. Festival ini diikuti oleh lima kontingen, yaitu kontingen Kabupaten Sleman, kontingen Kabupaten Bantul, kontingen Kabupaten Kulon Progo, kontingen Kabupaten Gunung Kidul, dan kontingen Kota Yogyakarta. Festival ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Bapak/Ibu Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Para Narasumber festival Teater, Tim Juri, seniman dan budayawan serta para pendukung dari masing-masing kontingen. Tema yang diusung pada festival teater tahun ini adalah Djogja, sejarah, romantisme. Pertunjukan ini memperebutkan piala bergilir yang pada tahun sebelumnya diraih oleh kontingen Kabupaten Bantul.


Hasil pengumuman tanggal 17 Juli 2023 lalu Dinas Kebuyaan Kota Yogyakarta memutuskan kontingen Kemantren Umbulharjo sebagai juara 1 dalam Festival Teater 2023 Tingkat Kota Yogyakarta sehingga pada tanggal 01 September 2023 Kontingen Kemantren Umbulharjo menjadi perwakilan Kota Yogyakarta untuk maju di tingkat provinsi. Dalam pentasnya, Kemantren Umbulharjo membawakan cerita berjudul “Bunga Batu Kotabaru” dengan sutradara Warih Nugroho. Cerita ini sama seperti pentas yang dibawakan sebelumnya di tingkat kota namun dengan perubahan di beberapa adegan dan pemilihan aktor/aktris yang lebih baik dari sebelumnya. Cerita mengisahkan tentang Serbuan Kotabaru pada tanggal 7 Oktober 1945. Serbuan Kotabaru adalah salah satu upaya gerakan bersenjata yang pertama dilakukan oleh rakyat Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan. Serbuan ini bertujuan untuk merebut senjata pasukan Jepang yang masih berada di Jogja.


Peristiwa Serbuan Kotabaru ini ditandai dengan menyerahnya tentara Jepang kepada pejuang Indonesia serta berhasil menguasai seluruh persenjataannya. Penyerbuan ini menelan korban sebanyak 53 orang, gugur 21 orang, dan luka-luka 32 orang, sementara dari pihak Jepang tentara yang tewas berjumlah 27 orang. Adapun nama-nama yang gugur dalan serbuan tersebut adalah Trimo, Djuwadi, Faridan M. Noto, Soeparmo, Soemardjo, Mohammad Saleh, Djasman, Djohar Nur Hadi, Bagong Ngadikan, Sabirin, Amat Djazuli, Oemoem Kalipan, Atmosukarto, Sudjijono, I Dewa Nyoman Oka, Sarwoko, Soebarman, Muhammad Wardani,  Soeroto, Abubakar Ali, dan Soepadi. Oleh karena itu, guna mengenang kebesaran para Pejuang Serbuan Kotabaru ini, diabadikan namanya sebagai nama jalan di wilayah Kotabaru. 


D iakhir penampilan teater yang dipentaskan, kontingen Kota Yogyakarta memperlihatkan salah satu pejuang Faridan M. Noto gugur dalam pertempuran. Selanjutnya closing menghadirkan beberapa keluarga dari para pejuang kota baru yang masih hidup untuk maju ke atas panggung. Hal tersebut membuat para penonton berdecak kagum dan merasa terharu dengan penampilan Kota Yogyakarta yang totalitas.

Selain membawa piala bergilir sebagai penyaji terbaik I, Kontingen Kota Yogyakarta juga memborong beberapa nominasi diantaranya aktor terbaik, aktris terbaik, sutradara terbaik dan ansamble terbaik. Hasil tersebut dinilai langsung oleh tim juri yang berasal dari praktisi maupun akademisi di bidang seni teater, yaitu Landung Simatupang, Nanang Arisona, dan Retno Dwi Intarti.