Tingkatkan Kesadaran Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara pada Masyarakat Umbulharjo Melalui Workshop IVA
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang sangat umum ditemui di seluruh dunia. Menurut catatan World Health Organization atau WHO, kanker leher rahim merupakan jenis kanker nomor empat yang paling sering menyerang wanita. Lebih jauh, WHO juga mengamati bahwa angka kejadian dari kanker leher rahim ini lebih besar di negara-negara berkembang daripada negara-negara maju.
Kementerian Kesehatan bahkan mencatat bahwa kanker ini menempati peringkat kedua untuk jenis kanker yang paling banyak ditemui setelah kanker payudara. Setiap tahunnya, ada sekitar 40.000 kasus baru kanker serviks yang terdeteksi pada perempuan Indonesia. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun. Namun, semakin bertambah usia, risiko seseorang mengalami kanker leher rahim ini semakin besar.
Apa itu IVA Test?
Terdapat berbagai macam jenis pemeriksaan untuk kanker serviks. Selain pap smear yang paling populer untuk kanker serviks, IVA test merupakan salah satu cara yang juga bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks. IVA test adalah metode inspeksi visual dengan asam asetat, atau dikenal juga dengan sebutan visual inspection with acetic acid. Seperti namanya, IVA test merupakan suatu cara mendiagnosis dini kemungkinan adanya kanker serviks dengan menggunakan asam asetat. Hasil pemeriksaan tes IVA yang muncul dapat melihat apakah terdapat pertumbuhan sel prakanker di dalam serviks alias leher rahim atau tidak.
Sebagai bentuk kepedulian di bidang kesehatan, Kemantren Umbulharjo pada 2-3 November 2023 menyelenggarakan kegiatan Workshop IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di Pendopo Kemantren dengan peserta dari TP PKK kemantren dan Kelurahan, Pokja IV Kemantren dan Kelurahan se-Kemantren Umbulharjo.
Kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker serviks melalui metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA), dan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis) ataupun pemeriksaan payudara mandiri (Sadari) masih rendah. Padahal, tingkat kematian akibat kanker payudara dan serviks tergolong tinggi. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi terus menerus tentang bahaya kanker serviks serta upaya penanggulangan agar masyarakat mengerti dan mau melakukan pemeriksaan secara dini dengan metode IVA test.
Syarat Mengikuti Test IVA
- Sudah pernah melakukan hubungan seksual
- Tidak sedang datang bulan / haid
- Tidak sedang hamil
- Tidak boleh melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan
- Tempat Pelayanan
IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya Dokter Obgyn, Dokter Umum, Bidan, dan Perawat terlatih. Warga di wilayah Kemantren Umbulharjo disarankan untuk melakukan pemeriksaan IVA Test di Puskesmas Umbulharjo I dan II secara gratis yang dilayani setiap hari Selasa untuk Puskesmas Umbulharjo I dan setiap hari Kamis untuk puskesmas umbulharjo II.
Dengan terlaksananya seminar Workshop IVA di Kemantren Umbulharjo diharapkan warga masyarakat mengetahui secara lebih luas mengenai penyakit kanker serviks, penyebab, pencegahan, resiko, deteksi dini, dan pengobatannya.
Mantri Pamong Praja Kemantren Umbulharjo, Rajwan Taufiq, dalam sambutannya menjelaskan bahwa selain memberikan edukasi kepada masyarakat, kegiatan Workshop IVA ini juga juga dapat dijadikan sebagai ajang sosialisasi mengenai tertib administrasi guna persiapan lomba IVA di tahun depan.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini menghadirkan narasumber dari TP PKK Kemantren, TP PKK Kota, Puskesmas dan Pokja IV Kemantren. Narasumber dalam memaparkan materi sekaligus membawa alat peraga simulasi tes IVA sehingga lebih mudah dipahami oleh peserta. Selain materi tentang kanker serviks pemateri juga memberikan materi seputar kanker payudara.
Workshop ini bertujuan agar warga masyarakat mengetahui secara lebih luas mengenai penyakit kanker serviks dan kanker payudara, masyarakat nantinya mengetahui apa itu kanker serviks, penyebab, pencegahan, resiko, deteksi dini, dan pengobatannya.