SEMANGAT GOTONG ROYONG DIBANGKITKAN UNTUK ATASI KEMISKINAN DI UMBULHARJO

Kemunduran nilai gotong royong di tengah masyarakat menjadi salah satu tantangan dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Untuk mengatasi hal ini, Kemantren Umbulharjo menggelar Forum Group Discussion (FGD) di Pendopo Kemantren kemarin (30/10/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh 35 peserta yang terdiri dari Tim Penanggulangan Kemiskinan (PENANGKIS) kelurahan, Forkom UMKM, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan, serta penyandang disabilitas. Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat gotong royong dan mengimplementasikan program Segoro Amarto dalam upaya mengurangi angka kemiskinan di wilayah Kemantren Umbulharjo.

Dalam sambutannya Mantri Anom Rahmi Anggraini, S.H., M.Hum. menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan. Beliau juga mengingatkan tugas Tim Penangkis untuk tidak hanya menyalurkan bantuan sosial, namun juga melakukan pendampingan dan membuat laporan kegiatan secara berkala.

Konsep Segoro Amarto yang mengedepankan semangat gotong royong menjadi fokus utama dalam FGD ini. Konsep "gandeng gendong" yang diusung diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk saling membantu dan berkolaborasi dalam mengatasi permasalahan sosial, termasuk kemiskinan. Narasumber Andy Maulana menjelaskan bahwa program Segoro Amarto tidak hanya sebatas pemberian bantuan, tetapi juga meliputi berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat. Menyampaikan contoh seperti Program BPJS Kematian yang berbasis gotong royong, dengan tujuan meringankan beban keluarga yang kehilangan anggota keluarga. Selain itu, inisiatif seperti pembesaran ikan dan budidaya sayur di lahan sempit juga dapat meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan keluarga.

Pembicara lain Drs. Gunardo R.B., M.Si, dalam paparannya, menyoroti pentingnya pendekatan berbasis budaya dalam penanggulangan kemiskinan. Konsep penanggulangan kemiskinan berkelanjutan berbasis budaya Mataram menekankan pada partisipasi aktif masyarakat dan nilai-nilai gotong royong. Berkelanjutan yang dimaksud adalah merekam kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Kegiatan berbasis aspirasi peserta (masyarakat) dan melibatkan sebanyak-banyaknya elemen masyarakat (gandeng gendong dengan unsur 5K yaitu kota, kampus, korporasi, komunitas dan kampung). Sehingga penanggulangan kemiskinan tidak hanya by name by address tetapi by name by address by problems & by solution.


"Selama ini, program penanggulangan kemiskinan seringkali bersifat proyek dan kurang berkelanjutan. Melalui konsep ini, kita ingin menciptakan perubahan yang lebih bermakna dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar dapat benar-benar dirasakan oleh penerima dan benar-benar mengurangi angka kemiskinan." ujar Gunardo.

TKSK Kemantren Umbulharjo Moh Sofwan S.IP menyampaikan tentang evaluasi data kemiskinan di Kemantren Umbulharjo, menyebutkan bahwa terdapat 4.475 penerima manfaat dari Program Bantuan Beras dan 3.477 penerima manfaat dari data DTKS 2024. Selanjutnya, dibahas strategi percepatan usaha mikro, termasuk inventarisasi pelaku usaha, pembinaan, dan peningkatan kemampuan pelaku usaha mikro untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Terlaksananya FGD Penanggulangan Kemiskinan di Kemantren Umbulharjo ini telah berhasil menyatukan berbagai pihak untuk berkomitmen dalam mengatasi masalah kemiskinan Dengan mengedepankan lagi program Segoro Amarto, semangat gotong royong yang kembali dibangkitkan akan menjadi kunci dalam penanggulangan kemiskinan, memastikan bahwa setiap anggota masyarakat dapat berkontribusi dan merasakan manfaatnya dan diharapkan dapat tercapai kemajuan dan kesejahteraan bersama, serta menurunkan angka kemiskinan di wilayah Kemantren Umbulharjo.