SEJARAH  KALURAHAN UMBULHARJO

Dalam melaksanakan ketetapan mengenai demokrati sering pemerintahan Desa dengan menggabungkan beberapa Kalurahan lama menjadi satu, wilayah Kapanewon Kotagede Yogyakarta dari 13 Kalurahan Iama akan dijadikan 3 Kalurahan Gabungan saja. Lima Kalurahan yang ada disebelah barat sungai Gajah-wong digabungkan menjadi satu seperti diuraikan diatas.

Pelaksanaan penggabungan lima Kalurahan tersebut dimulai dengan pembentukan Panitia Pelaksanaan yang anggota-anggotanya diambilkan dari tokoh-tokoh setempat. Untuk penggabungan 5 Kalurahan disebelah barat sungai Gajah-wong ini Panitia Pelaksanaannya diketuai oleh Sdr. Mujikarto,

Pembentukan Kalurahan Gabungan ditandai dengan pembentuk dan pemilihan anggauta pamong Kalurahan yang baru, dan tata cara pelaksanaannya ditentukan sebagai berikut :

Pembentukan Panitia pelaksana, Rapat Desa/Kalurahan untuk memilih Bakal calon anggauta Pamong Kelurahan Baru, Pelaksanaan Pemilihan Pamong Kalurahan Baru.

ad. a. Pembentukan panitia Pelaksana diarnbilkan dari anggota masyarakat dimasing-masing Kalurahan Lama, dipimpin oleh Panewu Pamong Praja. Pada saat itu yang menjabat Panewu Pamong Praja Kotagede Yogyakarta adalah R.P. Prodiodisuryo. Pada sekitar bulan Nopember 1946 Panitia Pelaksana terbentuk dan diketuai oleh Sdr. Mujikarto seperti tersebut diatas

ad.b. Pada Bulan Nopember dan awal Desember 1946 diselenggarakan Rapat Kalurahan di lima Kalurahan. Dalam Rapat Kalurahan ini kecuali memilih bakal Calon Pamong, juga memilih perwakilan yang akan hadir pada Rapat Pemilikan Pamong, dengan ketentuan setiap 10 Kepala keluarga diwakili oleh seorang.

ad.c. Semula ditetapkan bahwa hari pemilihan PamongKalurahan pada hari Minggu Wage tanggal 22 Desember 1946, tetapi karena sesuatu hal termasuk kurang persiapan Panitia Pelaksana, maka akhirnya har pemilihan di undur jatuh pada hari Minggu Legi tanggal 20 Desember 1946. Pemilihan dilaksanakan di Pendopo Kapanewon Kotagede Yogyakarta, di Basen. (tempat tersebut dimana Pendopo dan Rumah-Dinas Panewu Pamong Praja dibumi hanguskan pada clash ke II, sekarang ditempati untuk Rumah gadai Negeri Basen). Pimpinan Rapat langsung dipegang Bupati Bantul : KRT. Djojodiningrat.

Sesuai petujuk Pemerintah daerah, jabatan jabatan Pamong Kalurahan Gabungan pada waktu itu disebut :

Lurah : Kepala Daerah Kalurahan

Kawituwo : Kepala Bagian Sosial

Carik Desa : Kepala Bagian Umum

Jogoboyo : Kepala Bagian Keamanan

Ulu-ulu : Kepala Bagian Kemakmuran

Kaum : Kepala Bagian Agama

Dengan telah terpilihnya Pamong Kalurahan Gabungan maka secara resmi Kalurahan baru telah terbentuk. Atas keputusan Majlis Desa yang bersidang pada hari hari setelah pemilihann Pamong, Kalurahan baru tersebul diberi nama Kalurahan Umbulhardjo.

Dalam sidang Majelis Desa yang mengacarakan penggabungan lima kalurahan menjadi satu, ada 3 nama yang diajukan : Umbulagung, Umbulkencono dan Umbulhardjo. Munculnya tiga bakal nama tersebut didasarkan pengarahan dari Pemerintah Kabupaten, agar dalam memberikan nama Kalurahan baru diambilkan dari peninggalan sejarah yang ada diwilayah. Karena diwilayah Kalurahan Warungboto lama ada peninggalan sejarah berupa  Tempat Pemandian dengan mata air berupa umbul, maka nama umbul tersebut dipakai sebagai nama, dan akhirnya muncul tiga bakal nama seperti diatas. Tugas Pamong Kalurahan Umbulhardjo, dalam melengkapi kebutuhan perangkat, maka dalam sidang Pamong Kalurahan yang pertama diputuskan hal-hal sebagai berikut  :

Pembagian wilayah :

Untuk melancarkan jalannnya Pemerintah Kalruhan, diputuskan Kalurahan Umbulharjo di bagi menjadi 17 Padukuhan, masing masing Padukuhan dipimpin oleh seorang Kepala Dukuh.

Padukuhan Muja Muju

Padukuhan Miliran

Padukuhan Glagah I

Padukuhan Glagah II

Padukuhan Tahunan

Padukuhan Semaki Gede

Padukuhan Semaki Kulon

Padukuhan Celeban

Padukuhan Warungboto

Padukuhan Pandeyan

Padukuhan Gambiran

Padukuhan Giwangan

Padukuhan Ponggalan

Padukuhan Mendungan

Padukuhan Nitikan Wetan

Padukuhan Nitikan Kulon

Padukuhan Sorosutan

 Meliputi dukuh dukuh Mujamuju Wetan, Mujamuju Kulon, Bangongan.

 Meliputi dukuh-dukuh, Miliran, Gendeng Cantel, Mujamuju, Tegal

 Meliputi dukuh-dukuh Glagahlor dan Janturan, Sanggrahan

 Meliputi dukuh-dukuh Glagah Kidul dan Glagahsari

 Meliputi dukuh Tahunan

 Meliputi dukuh Semaki Gede

 Meliputi dukuh Semaki Kulon, dan Sanggrahan

 Meliputi dukuh-dukuh Celeban, Batikan, Tuntungan, Batikan, Tuntungan dan Tempelwirogunan

 Meliputi dukuh-dukuh Warungboto, Pabrik, dan Tegalcatak

 Meliputi dukuh dukuh Pandeyan, Kalangan, Golo, Pakel, Sidikan, dan Kebrokan

 Meliputi dukuh Gambiran

 Meliputi dukuh dukuh Giwangan dan Tegalturi

 Meliputi dukuh-dukuh Ponggalan, Karangmiri, Mrican, dan Sanggrahan-tegalmenggeng

 Meliputi dukuh dukuh Mendungan, Ngaglik dan Malangan

 Meliputi dukuh dukuh Nitikan Wetan, Kranon, Templesorogenen, Sorogenen dan Nalen

 Meliputi dukuh dukuh Nitikan Kulon, Bakalsari, Wirosaban dan Tlukan-Wirosaban

 Meliputi dukuh-dukuh Sorosutan tungkak, Jetis, Ngelak Lor, Ngelak Kidul